Archive for Mei 15th, 2011

Manusia dan Tanggung Jawab

Tanggung jwab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehinga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar, bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya, berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya, sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya.

MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain, untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam, dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab :

Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggun jawab terhadap diri sendiri menuntun setiap orang untuk memenuhi kewajiban sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi, dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi ,manusia juga seorang pribadi, karena angan-angan sendiri, sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak.

Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

            Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kududukannya sebagai makhluk social, karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut, sehingga dengan demiian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang lain agar dapat melasungkan hidupnya dalam msyarakat tersebut.

Tanggung Jawab Kepada Bangsa dan Negara

Suatu kenyataan lagi bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara, dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oelh Negara.

Tanggung Jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama, pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jiga dengan peringatan keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan menganbaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggun jawab manusia perlu pengorbanan.

PENGABDIAN DAN PENGROBANAN

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.

Manusia tidak ada dengan sendirinya tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan, sebagai ciptaan tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan, pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan itu merupakan perwujudan tanggung jawab kepada Tuhan YME.

Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolkan seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati, pada umunya mereka itu adalah orang-orang yang terjun di lading tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan mereka meninggalkan keluarganya dan tidak berkeluarga sehingga hamper seluruh waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan Tuhan. Dalam agama yang tidak membedakan manusia atas dasar ras maupun bangsa itu, par biarawan atau biarawati detempatkan di derah-daerah yang jauh dan terpencil, semua dilakukan dengan semboyan tugas suci, selain pada geraja katolik pada agama budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sbutan bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh berbeda.

Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsure keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemebrian yang didasarkan atas kesdaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.

Pengorbana dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama.

Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.

Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian , pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat uga berupa jiwanya, pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

Manusia dan Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup, pandangn hidup itu bersifat kodrati karena itu ia menetukan masa depan seseorang, untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti padangan hidup, pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia, pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil dari pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah wajtu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya, hasil pemikran itu dapat diterima oleh akal sehingga diakui kebenarannya atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk yang disebut padangan hidup. Padangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam : 1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya 2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut 3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya Apabila pandang hidup itu diterima oleh seseorang atu sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi maka pandangn hidup itu disebut ideology jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut dengan ideology politik jika organisasi itu Negara ideologinya disebut ideology Negara. CITA-CITA Menurut kamus Bahasa Indonesia, yang diebut cita-cita adalah keinginan harapan tujuan yang selalu ada dalam pikiran, baik keinginan harapan maupun tujuan merupakan apa yang mau di peroleh seseorang pada masa mendatang, dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating, pada umumnya cita-cita merupakan garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi maka cita-cita itu disebut angan-angan disini persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter ia belum sekolah tidak mungkin berpikir baik sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita itu baru dalam taraf angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realitas dengan masa yang akan dating sebagai cita-cita terdapat jarak waktu, dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja, dan hal itu tergantung pada tiga factor, pertama manusianya, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai. Faktor Manusia Yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas menusianya ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakannya hanya merupakan khayalan saja, hal demikian bayak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakannya karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri, sebaliknya dengan anak yang sedang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas. Faktor Kondisi Yang mempengarui tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan menghambat, factor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita sedangkan factor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita. Faktor Tingginya Cita-cita Yang merupakan factor ketiga dalam mencapai cita-cita memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi langit tatapi bagaimana gaktor manusianya mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga factor kondisinya memungkinkan hal itu apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita sementara itu ada lagi anjuran agar seseorang menempatkan cita-citanya setinggi bintang di langit atau sepadan dengan kemampuannya. KEBAJIKAN Kebajikan atau kebaikan atu perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengna norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral atas dorongan suara hatinya manusia cenderung barbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan, kedua unsure itu terpisah bila manusia meniggal, karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri perasaan sendiri cita-cita sendiri dan sebagainya justru karena itu karena mementingkan diri sendiri seringkali manusia tidak mengenal kebajikan. Manusia merupakan makhluk social manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhka,n saling menolong, saling menghargai, sesame anggota masyarakat, sebalikya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan, untuk itu manusia dielngkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Suara hati selalu memilih yang baik, sebabnya itu selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu kalau seseorang berbuat sesuatu dengan bisikan suara hatinya maka orang tersebut perbuatannya apsti baik jadi berbuat atau bertindak menurut suara hati, maka tindakan atau perbuatannya pasti baik. USAHA DAN PERJUANGAN Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya sebagaian hidup manusian adalah usaha dan perjuangan untuk hidup dan ini sudah merupakan kodrat manusia, tanpa usaha dan perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya ia harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.

Manusia dan Keadilan

Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke-dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit, kedua ujung ekstern itu menyangkut dua orang atau benda bida kedua orang tersebut mempunai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama maka masing-masing orang harus akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti ketidak adilan.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaan diekndalikan oleh akal.

Lain lagi dengan pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, mengapa di proyeksikan pada pemerintah, dikarenakan pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.

Kong Hu Cu berpendapat lain, keadilan terjadi apabila sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya, pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.

Menurut pendapat yang lebih umumdikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban, keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban atau dengan kata lain keadilan adalah keadan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut gak dan lupa menjalankan kewajiban, jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain, sebaliknya pula kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak maka kita akan mudah diperbudak atau di peras orang lain.

KEADILAN SOSIAL

Berbicara tentang keadilan anda tentu ingat akan dasar Negara kita ialah pancasila, sila kelima yang berbunyi “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dalam dokumen lahirnya Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar Negara , selanjutnya prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip “tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka”. Dari usul dan penjelasan itu Nampak adanya pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan.

Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia” emnulis sebagai berikut “keadilan social adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur” selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan social dalam bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata langkah-langkah menuju kemakmuran yang merata diuraikan secara terperinci.

BERBAGAI MACAM KEADILAN

Keadilan Legal atau Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan subtansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuan dalam satuan masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato disebut keadilan moral sedangkna Sunoto menyebutnya keadilan legal.

Keadilan timbul karena pernyataan dan penyesuaian untuk member tempat yang selaras kepada bagian-bagian yagn membentuk suatu masyarakat, keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuan, fungis penguasa adalah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu, setiap orang tidak mencampuri tugas yang tidak cocok baginya.

Keadilan Distributuf

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. Sebagai contoh Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun pada waktu diberikan hadiah haru dibedakan antara Ali dan Budi yaitu Budi harus menerima Rp 50.000 dan Ali Rp 100.000.

Keadilan Komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum, bagi Aristoteles pengertian ekadilan itu merupakan asas petalian dan ketertiban dalam masyarakat, semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

KEJUJURAN

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada, sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yagn dilarang oleh agama dan hokum, untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya karena itu juju berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri, apabila niatnya telah terlahir dalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya disaksikan orang lain. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati serta menyucikan lagi pula membuat luhur budi pekerti. Seseorang mustahil dapat memeluk agama dengan sempurna apabila lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran sekalipun kejujuran dapat merugikanmu serta jangan pula berdusta walaupun dustamu dapat mengutungkanmu.

Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar.

Orang bodoh yang jujur adalah lebih baik dari pada orang pandai yang lancing, barang siapa tidak dapat dipercaya tutur katanya, atau tidak menepati janjinya dan kesanggupannya termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas kasihan.

 

Manusia dan Pendritaan

Penderitaan berasal dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan, namun peranan hidup atau peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan, suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain, dapat pula suatu penderitaan merupakan energy utnuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup, Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikannya. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca Koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingakan dengan makhluk lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadanya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tihan atas dirnya.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku ekhidupan manusia, bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya, penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan. Sedangkan penderitaan psikis yang dihadapinya, para ahli lebih banyak membantu saja.

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan daapt juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.

Di dalam kitab suci diterangkan jenis ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain ayat 40 surat Al ankabut menyatakan :

“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya ada diantaranya kami ujani dengan batu-batu kecil seperti kaum aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kamu tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kamu nuh.”

Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang desertai gambar si korban.

Dengan demikian jelaslah di satu pihak kasus siksaan, perkosaan, perampokan pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu, Koran itu cukup laku.

Kebimbangan dialami oleh seseorang  bila pada suatu saat nanti tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tepatnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami.

Kesepian dialami oleh seseorang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tepat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan sebagai salah satu wujud dari siksaan yang di alami oleh seseorang.

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain-lain. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain :

Claustrophobia dan Agoraphobia

Adalah rasa taku terhadap ruangan tertutup.

Gamang

Merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu sebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang harus melewati jembatan yang sempit , sedangkan dibawahnya air yang mengalir.

Kegelapan

Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri dan lain-lain.

Kesakitan

Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.

Kegagalan

Merupakan ektakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.