Archive for Maret, 2011

kebudayaan desa kampoeng naga

Masyarakat adalah sebagai perangkat pelaksana dari kebudayaan dan kebudayaan menjadi objek dari perangkat yang dilaksanakan oleh manusia dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa kebudayaan mempunyai keterkaitan dengan masyarakat, contohnya seperti masyarakat kampung naga di profinsi jawa barat saya mengambil contoh masyarakat kampung naga karena menurut saya kebudayaan disana masih di jaga keasliannya dan belum adanay ke budayaan luar yang masuk ke daerah tersebut, di mulai dari acara study tour yang di adakan sekolah saya ketika saya masih menjalankan jenjang pendidikan SMA tepatnya di SMA V Depok, study tour ini mewakili pelajaran antropologi yang saya terima di kelas IPS.

Tujuan dari study tour ini adalah mempelajari tentang kebudayaan asli suatu daerah yang belum tersentuh oleh budaya asing bisa dikatakan bahwa kebudayaan tersebut masih membawa nilai-nilai luhur dari orang-orang terdahulu.

Lokasi dari kampung naga agak unik letaknya yang berada di dalam lembah dikelilingi oleh tebing yang cukup tinggi sehingga dalam perjalanan saya menuju tempat tersebut memakan waktu cukup lama dan acces jalan masuk menuju desa hanya menggunakan transprotasi seadanya yaitu dengan berjalan kaki menuruni lembah hingga sampai ke desa tersebut atau kampung naga, terdapat ribuan anak tangga yang menjadi fasilitas jalan untu masuk dan keluar kampung masyarakat kampung naga sendiri tidak pernah mencoba untuk membuat jalan acces yang lebih mudah mereka tetap menggunakan jalan tersebut sebagai jalan acces keluar masuk kampung.

Masyarakan disanan masih menggunakan bahasa sunda yang tradisional atau bukan merupakan bahasa sunda yang baik dan benar dalam proses jual beli di kampung naga masyarakat masih mengenal jula beli dengan cara barter atau menukar barang dengan barang yang sama bobot harganya walaupun mereka juga sudah mengenal alat jual beli yaitu uang, mereka masih menganggan bahwa tetua desa (kepala desa) merupakan orang yang sangat di hormati dan peraturan-peraturan tetua desa wajib di patuhi, masyarakat disana masih percaya dengan kepercayaan dinamisme dan animisme, contohnya adalah di kampung naga mempunyai hutan terlarang yang hanya bisa dimasuki oleh tetua desa orang luar tidak bisa masuk kesana dan apabila ada orang luar yang masuk kesana mereka percaya bahwa aka nada kesialan atau hal buruk yang akan menimpa mereka.

Budaya gotong royong masih kental diantara penduduk desa contohnya adalah dengan kerja bakti membersihkan fasilitas desan seperti tangga acces untuk keluar dan kedalam desa walaupun terdapat ribuan anak tangga namun mereka tetap antusias melakukan hal tersebut, serta adanya kolam-kolam ikan yang menjadi milik dari desa kampung naga dan setiap masyarakat dapa mempergunakan hasil dari kolam-kolam ikan tersebut.

Benda elektronik seperti TV, radio dan sebagainya masih belum menjadi kebutuhan sekunder dari masyarakat desa bentuk bangunan yang terdapat disana masih menggunakan kayu sebagai bahan utamanya hal ini membuktikan bahwa kebudayaan modern masih belum menjamah desa tersebut.

Dari uraian di atas ini membuktikan bahwa kebudayaa apabila dijalankan dengan baik dan benar maka kebudayaan tersebut akan menjadi kebudayaan yang baik dan selarasn dengan alam serta masyaraka, berbeda sekali dengan kebudayaan masyarakat kota yang cenderung tidak berbudaya maksud dari kata “tidak berbudaya” adalah dalam setiap kehidupan masyarakat pasti memiliki norma dan terkadang norma tersbut menjadi suatu kebudayaan terkadang masyarakat tidak berbuat sesuai norma tersebut contoh yang paling kecil saja adalah membuang sampah tidak pada tempatnya, sebagai manusia yang berbudaya seharusnya tindakan tersebut tidak boleh dilakukan karena tidak mencerminkan kebudayaan yang baik.

Contoh lainnya adalah perilaku masyarakat disekitar bantaran sungai di kota-kota besar yang cenderung membuang sampah dan limbah rumah tanggan ke sungai hal itu sudah menjadi kebudayaan dari masyarakat daerah bantaran sungai dan hal tersebut merupakan kebudayaan yang tidak baik karena tidak selaras dengan lingkungan.

manusia dan kebudayaan

Manusia di alam dunia ini memegang peranan unik, dan dapat di pandang dari banyak segi. dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang memberntuk jaringan-jaringan system yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai system fisik yang saling terkait satu sama dan merupakan kumpulan dari energy (imu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu social, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.

Sari defines-definisi tersebut di atas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat di di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia itu sebenarnya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :

1. Manusia itu terdiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu:

a. Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat di raba dan di foto, dan menempati ruang dan waktu.

b. Hayat, yaitu : mengandung unsure hidup yang ditandai dengan gerak.

c. Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memmahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konsepsual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

d. Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsure yaitu :

a. ID, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak id merupakan libido murni atau energy psikis yang menunjukan cirri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran, id tidak berhubungan dengan lingkungan luar sendiri tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian.

b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari id, seringkali deisebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy id kedalam saluran social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas. Ego sadar akan tuntutan realitas dan ego sadar akan tuntunan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.

c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingakan dengan id ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan external jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yangmempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Baik aspel negative maupun positif dari standar moral tingkah laku ini di wakilkan atau ditunjukan oleh superego.

Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsure-unsur manusia. Seringkali, orang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasikan bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh id disbanding super ego-nya.

Apabila berbicara dengan kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan pengertian istilahnya. Pengeritan kebudayaan menyangkut bermaca-macam definisi yang telah dipikirkan olah pakar-pakar bidang social budaya diseluruh dunia.

Dua orang antropolog terkemuka yaitu Mwlville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yagn terdapat dalam masyarakat ditentukan adanaya oleh kebudayaan yang dimilki masyarakat itu.

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhaya yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa laitn, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah, jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.

Menurut C. kluckhon di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :

1.  Sistem Religi (system kepercayaa).

Merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur.

2.  Sistem Organisasi Kemasyarakatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.

3.  Sistem Pengetahuan.

Merupakan produk manusia sebagai homo sapien. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri.

4.  Sistem mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi.

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tinkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5.  Sistem teknologi dan Peralatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat.

6.  Bahasa.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan dan pada akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7.  Kesenian.

Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan psikisnya untuk dipuaskan.

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupaan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksusdnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.