Diskriminasi

Sikap yang negative terhadap sesuatu, disebut dengan prasangka, walaupun dapat kita garis bahwa bahwa prasangka dapat juga dalam epngertian positif, tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam pengertian negative. Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka namun banyak juga orang-orang yang sukar untuk berprasangka, mengapa terjadi perbedaan yang cukup menyolok, tampaknya kepribadian dan intelekgensia juga factor dari lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya presangka.

Namun demikian belum jelas bensar cirri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang mudah untuk berprasangka, sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi tinggi lebih sukar untuk bersikap berprasangka, dikarenakan orang-orang macam ini bersifat dan bersikap kritis, tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukan bahwa mereka yang tergolong dalam jajaran kaum cendikiawan, juga para pemimpin dan negarawan bisa juga untuk berprasangka. Bahkan lahirnya senjata-senjata antar benua adalah suatu buah prasangka.

Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu atau untuk meraih status social bagi suatu individu atau kelompok social tertentu pada suatu lingkungan atau wilayah di mana norma-norma dan tata hukum dalam kondisi goyah dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi, seseorang yang mempunyai prasangkan rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, walaupun begitu biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka, demikina juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja berperilaku tidak diskriminatif.

Sikap berparasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanyalah berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar, lebih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari jalan pikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan dibuat pukul rata sebagai sifat dari seluruh anggota kelompok social tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan social yang lebih luas, suatu contoh beberapa peristiwa itu menjalar lebih luas sehingga melibatkan orang-orang disuatu wilayah tertentu yang diikuti dengan tindakan-tindakan kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil, sebab-sebab timbuknya prasangka dan diskriminasi adalah yang pertama latar belakan sejarah, yagn ke dua di latar belakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional, yang ke tiga bersumber dari factor kepribadian, yang ke empat berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.